![]() |
| Sumber : Samtito |
Dalam keterangannya kepada awak media di Malang, Selasa (21/10/2025), Sam TITO menegaskan bahwa sejarah perjuangan bangsa tidak bisa dilepaskan dari kiprah para santri dan ulama.
“Santri adalah bagian dari sejarah panjang lahirnya Indonesia. Mereka berperan sejak masa perjuangan pra-kemerdekaan hingga mempertahankan kemerdekaan itu sendiri,” ujarnya.
Menurut Presiden Direktur Kantor Hukum Yustitia Indonesia (KHYI) sekaligus Ketua DPC AAI ON Malang Raya ini, peringatan Hari Santri bukan hanya seremoni, tetapi momentum untuk menggali nilai-nilai perjuangan, nasionalisme, dan religiusitas yang telah diwariskan para santri terdahulu.
Sam TITO menjelaskan bahwa Hari Santri memiliki makna strategis bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Di antaranya adalah sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi santri dan ulama dalam menjaga keutuhan NKRI serta memperkuat nilai-nilai kebangsaan di tengah arus globalisasi.
“Tahun ini temanya ‘Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia’, mengandung pesan agar santri Indonesia mampu berperan di tingkat global dengan tetap menjaga akhlak, ilmu, dan semangat keindonesiaan,” terang Sam TITO.
Selain itu, Hari Santri juga diharapkan menjadi ajang untuk mengembangkan potensi santri di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga teknologi. Ia menilai, santri masa kini memiliki peluang besar menjadi agen perubahan dalam mewujudkan kemajuan bangsa yang berkeadaban.
“Peringatan Hari Santri harus mampu meneguhkan semangat moderasi beragama dan mempererat rasa toleransi di masyarakat,” tambahnya.
Menutup pernyataannya, Sam TITO mengajak seluruh masyarakat untuk tidak sekadar memperingati, tetapi juga memaknai Hari Santri Nasional sebagai dorongan memperkuat jati diri bangsa.
“Santri adalah bagian dari napas Indonesia. Dengan semangat Hari Santri 2025, mari kita bersama membangun negeri yang berilmu, berakhlak, dan berperadaban dunia,” pungkasnya.(Gatot)


