Acara tersebut dihadiri oleh puluhan kader dan calon kader GMNI, serta menghadirkan sejumlah tokoh penting sebagai narasumber, antara lain Presiden Direktur Kantor Hukum Yustitia Indonesia (KHYI) KRA Dwi Indrotito Cahyono, S.H., M.M., mantan Wali Kota Malang Drs. Peni Suparto, M.A.P., dan inisiator Hari Santri Nasional, KH. Thoriq bin Ziyad, S.Pd.I.
Dalam paparannya, KRA Dwi Indrotito Cahyono — yang akrab disapa Sam Tito — menekankan bahwa santri dan pemuda memiliki peran strategis dalam menjaga kedaulatan bangsa di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat.
“Kita hidup di era digitalisasi yang membawa dampak positif sekaligus ancaman baru. Tantangan terbesar kita adalah melawan bentuk penjajahan modern melalui teknologi dan arus ideologi yang merusak moral generasi muda,” ujarnya.
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat Ketua DPC GANN Malang Raya ini menegaskan bahwa sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga era modern, santri selalu hadir sebagai kekuatan moral dan intelektual bangsa.
“Santri merupakan bagian penting dalam sejarah perjalanan bangsa. Mereka berperan besar dalam membentuk arah kebijakan dan turut menjaga keutuhan negara,” jelasnya.
Selain membahas peran santri, Dwi Indrotito juga menyoroti persoalan darurat narkoba yang kian mengancam kalangan muda. Ia menilai pondok pesantren memiliki potensi besar sebagai basis perlawanan terhadap penyalahgunaan narkotika.
“Pesantren dapat menjadi benteng utama dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. Kita harus membangun kesadaran dan ketahanan moral di kalangan santri dan pemuda,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dwi Indrotito juga menekankan bahwa penyelesaian persoalan bangsa tidak selalu harus melalui jalur hukum. Menurutnya, pendekatan moral dan etika juga memegang peran penting dalam menciptakan harmoni sosial.
“Masalah bangsa tidak hanya bisa diselesaikan secara hukum. Diperlukan juga pendekatan moral agar penyelesaian yang dihasilkan membawa kedamaian dan keadilan,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, GMNI Kabupaten Malang berharap semangat nasionalisme, solidaritas, dan kepemimpinan di kalangan pemuda serta santri dapat terus tumbuh dan menjadi modal utama dalam membangun Indonesia yang berdaulat dan berkeadilan.(Gatot)

 


 
 
 
 
.jpg) 
 
 
 
 
