![]() |
| Koleksi para desainer di Moscow Fashion Week menegaskan bahwa kesederhanaan dalam berbusana adalah wujud ekspresi, bukan keterbatasan. |
Fenomena ini menunjukkan bagaimana gaya berbusana yang mengedepankan kesederhanaan kini mendapat tempat istimewa, tidak hanya di kalangan gerakan feminis, tetapi juga merambah ranah selebriti, influencer dunia, hingga pelaku industri kreatif lintas budaya.
Sejumlah brand menampilkan karya terbaiknya dengan sentuhan modest fashion. DINÁ, label asal Rusia besutan Diana Zhalilova, menonjolkan desain elegan yang menggabungkan keanggunan dan keberanian personal. Zhalilova menegaskan, modesty adalah medium untuk berekspresi, bukan keterbatasan.
Selain DINÁ, brand Rusia Hatsibana dan SaiJamin juga menghadirkan koleksi dengan narasi budaya yang kuat, mulai dari potongan asimetris modern hingga siluet tradisional perempuan Circassian.
Indonesia turut hadir melalui Ali Charisma, Advisory Board & Event Director Indonesian Fashion Chamber (IFC), yang mengikuti agenda BRICS+ Fashion Summit bersamaan dengan pekan mode ini. Kehadiran Ali Charisma memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan tradisi panjang dalam modest fashion.
“Kami ingin memperluas jejaring, menjajaki kolaborasi, dan terus mengangkat kekuatan tekstil tradisional, teknik handmade, serta gerakan modest fashion Indonesia ke panggung dunia,” ungkap Ali Charisma.
Keterlibatan Indonesia dalam ajang ini mempertegas bahwa modest fashion bukan hanya tren komersial, melainkan representasi identitas, keberagaman budaya, dan kekuatan kreatif global.
Moscow Fashion Week pun membuktikan dirinya sebagai salah satu dari lima pekan mode terbesar dunia yang semakin terbuka terhadap nilai-nilai baru, mengakomodasi suara kreatif, serta menjembatani dialog budaya melalui bahasa universal: mode.(Hold)


